Beranda

Jumat, 28 Juni 2013

Metode Criptografy

Berbagai jenis ilmu pengetahuan telah dimiliki dan dikembangkan oleh manusia, salah satunya adalah kriptografi. Sebagian besar orang akan bingung ketika mendengar kata kriptografi, karena kriptografi tidak dipelajari secara umum, seperti di sekolah – sekolah. Namun sebenarnya kriptografi juga memiliki peranan yang penting bagi kehidupan kita. Dan kita seringkali secara tidak sadar telah menggunakan jasa kriptografi, contohnya dengan menggunakan ATM ataupun ketika sedang melakukan login pada situs internet. Namun apakah kriptografi itu?
Kriptografi mulai dikenal beberapa abad silam ketika seorang kaisar Romawi bernama Julius Caesar mengirimkan langsung sebuah pesan kepada sang jenderal dalam bentuk pesan acak yang hanya dapat diartikan / diketahui oleh mereka berdua saja pada suatu peperangan, sehingga semua orang meski melihat isi pesan itu tetap saja tidak bisa mengetahui isi / arti pesan tersebut sebenarnya. Teknik ini kemudian dinamakan teknik kriptografi. Nama Kriptografi (Chrypthography) berasal dari bahasa Yunani dan terdiri dari dua kata, yaitu ‘”cryptós” yang berarti rahasia (secret) dab “Gráphein” yang berarti tulisan (writing) sehingga bila digabungkan memiliki arti tulisan rahasia (secret writing) dan dapat diartikan sebagai ilmu dan seni untuk menjaga keamanan data.
Secara umum, Kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga suatu kerahasiaan berita (Bruce Schneier – Applied Cryptoghraphy), secara jelasnya kriptografi diartikan sebagai ilmu yang diciptakan dan dikembangkan untuk menyembunyikan suatu tulisan penting agar orang lain tidak dapat mengetahuinya atau dengan kata lain melindungi suatu data. Dalam perkembangan teknologi saat ini terutama di bidang internet, kriptografi sangat diperlukan untuk menjaga keamanan data penting kita. Seringkali krptografi dapat kita temui ketika menggunakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kata sandi atau yang lebih dikenal dengan kata password. Kriptografi akan membuat kita merasa lebih aman dan kerahasiaan kita lebih terjamin. Bayangkan bila password bahkan nomor pin anda disadap oleh orang yang tidak bertanggung jawab pada proses pengirimiman kemudian disalahgunakan?, tentunya akan sangat merugikan kita.
Oleh karena itu ilmu kriptografi masih terus dikembangkan, saat ini di Indonesia kriptografi nasional secara resmi ditangani oleh Lembaga Sandi Negara dan dapat dipelajari di Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN). Kriptografi biasanya terdapat pada benda-benda teknologi yang kita pakai sehari-hari, dengan intensitas tertentu, misalnya telepon seluler, kartu kredit, ATM, LAN, internet, mesin absensi, GPS, komputer dan masih banyak lagi. Untuk menggunakan kriptografi yang ada didalamnya kita tidak memerlukan pengetahuan khusus karena kriptografi tersebut sudah dapat langsung dipakai meski tidak kita ketahui.
Terdapat empat aspek keamanan yang bisa kita dapatkan dengan adanya ilmu kriptografi :
- Kerahasiaan
Dengan menggunakan kriptografi maka secara otomatis data dan sandi yang kita miliki terjaga sehingga tidak dapat dilihat oleh orang lain.
- Intergritas data
Dengan menggunakan kriptografi kita akan memenuhi intergritas data yang dengan penjagaan dari perubahan data oleh orang lain tanpa izin. Sehingga untuk menjaga integritas data maka sistem harus dapat mendeteksi manipulasi data seperti penyisipan, penghapusan, dan masuknya data lain secara tidak sah.
- Autentikasi
Merupakan hubungan dengan cara identifikasi (pengenalan) , baik oleh informasi itu sendiri maupun secara kesatuan. Sehingga kedua pihak harus memperkenalkan diri satu sama lain dalam berkomunikasi. Data yang dikirimkan haruslah melalui kanal dan diatentikasi keseluruhannya, seperti keaslian data, isi data, waktu pengiriman dan sebagainya.
- Non Repudiasi / nir penyangkalan
Merupakan suatu usaha untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya penyangkalan terhadap terciptanya atau pengiriman suatu data oleh pembuat.
Selain itu terdapat beberapa istilah dalam kriptografi, yaitu :
- Plaintext (M) : pesan yang berisi data asli
- Ciphertext (C) : pesan ter-enkrip yang sudah tersandi
- Enkripsi : proses pengubahan data asli menjadi sandi
- Dekripsi : kebalikan dari enkripsi, atau pengubahan data berupa sandi menjadi data awal / asli
- Kunci : bilangan – bilangan yang dirahasiakan pada proses enkripsi dan dekripsi.
Proses dasar dalam kriptografi dibagi menjadi dua, yaitu enkripsi dan dekripsi, dengan pembahasan sebagai berikut :
- Enkripsi merupakan proses untuk mengubah suatu plaintext (data asli) menjadi ciphertext (data acak) dengan menggunakan algortima khusus dan juga kunci yang telah disepakati oleh kedua pihak, sehingga hanya pemilik kunci yang sama yang bisa mengartikan isi data acak itu.
- Dekripsi merupakan proses mengubah kembali data berbentuk ciphertext (data acak) menjadi Plaintext (data awal) sehingga bisa dibaca, tentunya juga dengan menggunakan algortima dan kunci khusus untuk mengubahnya.
Untuk melakukan kedua proses tersebut (enkripsi dan dekripsi) tentunya kita akan melewati beberapa tahap terlebih dahulu. Beberapa tahap dilakukan melalui metode-metode seperti berikut :
- Subtitusi
Metode subtitusi merupakan metode dengan mengganti karakter menjadi karakter lain yang didasari oleh kunci yang telah ditentukan sebelumnya.
- Transposisi
Metode transposisi berbeda dengan metode subtitusi, bila subtitusi akan mengubah karakter yang ada menjadi karakter lain, maka metode transposisi akan mengubah susunan karakter yang ada sesuai dengan algoritma dan kunci yang telah ditentukan.
Selain metode, terdapat pula tekhnik tertentu dalam melakukan proses enkripsi dan dekripsi, yaitu :
- Caesar
Seperti yang telah di bahas pada pendahuluan di atas kita telah mengetahui seorang kaisar Romawi bernama Julius Caesar yang telah melakukan teknik kriptografi sejak beberapa abad silam dalam peperangan, oleh karena itu teknik Caesar ini di ambil dari nama sang kaisar Romawi. Teknik ini menjadi teknik paling mudah dalam melakukan kriptografi, karena hanya melakukan penggeseran huruf / angka, adapun rumus yang digunakan seperti berikut :
-Enkripsi : c =E(p) = (p+k) mod (26)
-Dekripsi : p = D(c) = (c+k) mod (26)
Dengan keterangan : C : ciphertext, P : plaintext, E : Enkripsi, D : Dekripsi, k : Kunci, p : interval urutan huruf yang akan dienkripkan, serta c : interval urutan huruf yang akan di dekripsikan.
Cara – cara untuk melakukan enkripsi dengan teknik Caesar adalah seperti berikut :
1. Pertama – tama mulailah dengan membuat urutan huruf sesuai abjad dari A-Z dan angka dari 0-25, hal ini berfungsi agar kita menjadi lebih mudah mencari nilai dari huruf yang akan di enkripsikan.


2. Kemudian, tetapkan kunci yang akan digunakan sesuai keinginan (misalnya 5), dan juga plain text yang akan di enkripsikan, contohnya “KRIPTOGRAFI”

3. Lalu, kita mencoba untuk melakukan enkripsi dengan menggunakan rumus dan mengambil salah satu plain text (misalnya huruf K), maka akan menjadi seperti :
Dengan begini maka huruf K tadi yang telah diberi kunci dengan interval 5 akan berubah menjadi huruf P.

4. Selanjutnya, setelah mendapatkan hasil seperti di atas, kita melakukan hal yang sama pada keseluruhan huruf yang ada, dan akan mendapatkan hasil seperti ini :


5. Dari daftar yang telah dibuat tadi, maka kita tinggal mengubah semua plain text yang ada menjadi ciphertext, seperti ini (misalnya kata kriptografi) :


Selain cara tersebut, terdapat pula cara yang lebih mudah dan tidak mengaharuskan kita menghitung rumus dan sebagainya, yaitu dengan kita cukup membuat dua buah kertas yang bertuliskan abjad A-Z, dari kedua kertas itu, kita tinggal menyusunnya secara vertical (atas bawah) dan tinggal menggeserkan kertas yang berada di bagian bawah sesuai dengan interval / kunci yang di tentukan dan kata yang terdapat diujung dan tidak memiliki pasangan di pindahkan ke ujung lainnya, seperti ini :


Sedangkan untuk melakukan dekripsi kita melakukan hal yang sama dengan rumus yang berbeda, sehingga akan menemukan arti dari pesan tersebut.


- Monoalphabetic
Teknik ini merupakan teknik kriptografi yang cukup rumit karena menggunakan kunci berupa kata yang merupakan pengulangan urutan dari huruf abjad. Cara – cara yang perlu dilakukan untuk melakukan enkripsi dengan teknik ini adalah sebagai berikut :
1. Pertama – tama, siapkan plain text yang akan diubah menjadi ciphertext (misalnya kata “KRIPTOGRAFI”), beserta kunci yang telah ditetapkan (misalnya kata “INIKUNCI”).

2. Lalu, tuliskan huruf abjad secara berurutan dari A-Z dan tuliskan kata kunci dibawah secara berurutan.


3. Kemudian, ubahlah plain text yang ada menjadi ciphertext berdasarkan huruf abjad yang sudah ada tersebut.
Untuk melakukan dekripsi, maka kita juga akan melakukan cara yang sama seperti di atas, dengan tidak mengubah apapun, namun hanya membalikkan huruf kunci dan huruf adjad tadi.


- Polyalphabetic
Teknik ini merupakan teknik melakukan kriptografi dengan menggunakan kunci yang berupa kata dengan cara yang hampir sama dengan teknik Caesar yaitu menggunakan rumus. Ini merupakan teknik kriptografi yang paling rumit dibandingkan dengan teknik lainnya. Cara – cara melakukan teknik Polyalphabetic dalam menenkripsikan pesan, yaitu :
1. Pertama-tama, lakukan permulaan yang sama seperti sebelumnya dengan menyiapkan plain text yang akan dienkripsikan (misalnya “KRIPTOGRAFI”) dan kuncinya (misalnya “INIKUNCI”).


2. Lalu, buatlah urutan huruf dari A-Z dan angka dari 1-25

3. Kemudian, tuliskan lah kata kunci yang telah ditentukan tadi secara berulang – ulang di bawah plain text tadi, dan berilah nilaidari karakter (hanya untuk memudahkan).


4. Selanjutnya masukkan pada rumus nilai huruf dari plain text beserta nilai huruf dari kata kunci :
Sehingga kita akan memperoleh hasil sebagai berikut :




5. Kita tinggal melakukan pencocokan nilai yang ada dengan huruf dari daftar sebelumnya.
Untuk melakukan dekripsi kita hanya perlu melakukan cara yang sama dengan menggunakan rumus dekripsi yang ada pada teknik Caesar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar